Pemeriksaan darah lengkap adalah salah satu
pemeriksaan yang tidak asing lagi. Pemeriksaan ini cukup banyak dilakukan dan
berguna untuk mengevaluasi anemia, leukemia, reaksi inflamasi dan infeksi,
karakteristik sel darah perifer, tingkat hidrasi dan dehidrasi, polisitemia,
penyakit hemolitik, ataupun menentukan perlu atau tidaknya kemoterapi. Hal yang
terpenting dari hasil laporan adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengetahui
apa yang terjadi bila nilai yang diperoleh normal ataupun abnormal.
Pemeriksaan
darah lengkap meliputi pemeriksaan eritrosit, leukosit, trombosit, MCV, MCH,
MCHC, hemoglobin, hematokrit, serta Laju Endap Darah. Pada laporan hasil lab
akan disediakan nilai-nilai normal dari masing-masing komponen. Pada pemeriksaan
Hb bila nilainya rendah, dapat menandakan anemia, lupus eritematosus, leukemia
, konsumsi antikanker, rifampisin, sulfanamid. Hb tinggi dapat terjadi pada
kondisi luka bakar, gagal jantung, polisitemia, namun dapat juga merupakan
proses fisiologis pada penduduk pegunungan.
Nilai
MCV, MCH, MCHC dapat digunakan untuk menentukan penyebab dan jenis anemia.
Nilai hematokrit tinggi terjadi
padapenyakit Addison, luka bakar, DM, polisitemia sedangkan nilai rendah pada
kondisi anemia, sirosis hati, gagal jantung. Nilai leukosit meningkat saat
terjadi infeksi, sirosis hati, dan dapat rendah pada kondisi AIDS atau anemia
aplastik. Dalam persentase leukosit perlu diketahui pergeseran ke kanan
(peningkatan MN) atau pergeseran ke kiri (peningkatan PMN) untuk menentukan
waktu infeksi.
Penurunan
trombosit dapat terjadi pada kasus anemia, luka bakar, malaria DHF/DBD dan
peningkatan trombosit dapat terjadi pada kasus keganasan, sirosis, polisitemia,
sehabis berolahraga, penyakit jantung. Peningkatan laju endap darah menandakan
adanya infeksi, anemia hemolitik, atau keganasan, serta penurunannya dapat
menandakan kegagalan jantung. Dengan mengetahui dampak yang mungkin maka
diagnosis yang tepat akan dapat ditegakkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar