Selasa, 30 Juni 2015

Rumple Leed

Indonesia adalah negara tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi, dengan kondisi iklim seperti itu maka tidak mengherankan jika Indonesia merupakan tempat yang sesuai bagi habitat nyamuk, tak terkecuali nyamuk demam berdarah. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa penyakit DBD terdiri atas beberapa fase dan penanganan yang semakin lama dapat memperburuk keadaan, sedangkan penanganan dini akan semakin meningkatkan kemungkinan penyembuhan.  
            Salah satu pemeriksaan yang murah yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan rumple  leed. Perinsip utama pemeriksaan ini adalah untuk melihat ada tidaknya petekie atau bintik-bintik merah yang menjadi tanda adanya pendarahan oleh pembuluh kapiler. Umumnya bila kadar trombosit normal maka petekie tidak terjadi, namun karena pada DBD terjadi penurunan trombosit maka petekie bermanifestasi. Petekie sering muncul pada daerah lengan.

            Pemeriksaan rumple leed menggunakan sphygmomanometer/ tensimeter. Caranya adalah mula-mula kita menentukan daerah yang akan diuji, biasanya daerah lengan. Lalu ukurlah sistol dan diastole pasien. Nilai sistol dan diastole ditambahkan dan dibagi dua. Nilai yang di dapat akan menjadi acuan. Biarkan lengan pasien istirahat selama 2 menit. Lakukan pembabatan pada nilai acuan tersebut, beri lingkaran dengan pena  pada kulit lengan bawah bagian volar.

            Pertahankan tekanan tersebut selama 5 menit, lalu lepaskanlah lilitan bladder cuff, carilah adanya petekie yang terdapat pada kulit, terutama yang terdapat pada lingkaran yang dibuat sebelumnya. Hasil dikatakan positif jika terdapat lebih dari 10 petekie. Rumple leed ini adalah pengujian yang mudah dan cepat untuk melihat adanya perdarahan, dan salah satu uji dalam kasus DBD, sambil menunggu hasil pemeriksaan darah lengkap.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar