Dalam kehidupan sehari-hari tak jarang kita dapat
terkena luka dan tentunya tubuh kita memerlukan suatu mekanisme untuk
menghentikan perdarahan tersebut agar darah tidak terus menerus keluar. Secara
umum hemostasis dapat dikatakan sebagai proses penghentian perdarahan
akibat cederanya pembuluh darah.
Gangguan pada mekanisme hemostasis ini dapat menjadi masalah yang serius bila
tidak ditangani dengan tepat.
Dalam
mekanisme hemostasis terdapat beberapa tahapan yakni vasokonstriksi pembuluh
darah, agregasi trombosit, pembentukan jaringan fibrin, serta fibrinolisis.
Saat terjadi pendarahan akibat cedera eksternal maka yang pertama terjadi
adalah vasokonstriksi pembuluh darah. Hal ini terjadi akibat adanya serotonin.
Agregasi trombosit bermula dari terjadinya adhesi antara trombosit dengan
endotel, lalu trombosit yang telah berikatan akan menghasilkan kemoatraktan
untuk mengikat lebih banyak lagi trombosit.
Permulaan
perikatan antara trombosit dengan endotel dipengaruhi oleh factor vonwillebrand
dan glikoprotein. Pembentukan jaringan fibrin melalui dua jalur, yakni jalur
ekstrinsik dan intrinsik. Jalur intrinsik dimulai oleh pengaktifan factor XII,
f-XIIa bersama HMWK akan mengaktifkan f-XI. f-XIa bersama f-IV(Ca2+)
akan mengaktifkan f-IX. f-IXa akan menjadi pengaktif f-X. f-Xa akan
menghasilkan sedikit thrombin yang akan mengaktifkan f-V, f-VIII, f-XI.
Jalur
ekstrinsik dimulai dari pengaktifan f-III. f-IIIa bersama f-IV(Ca2+)
akan mengaktifkan f-VII dan membentuk kompleks.f-VIIa akan mengaktifkan f-X dan
f-IX. f-Xa bersama dengan f-V akan mengaktifkan protrombin (f-II). f-IIa akan
mengaktifkan f-I dan f-XIII dan terbentuklah jaringan fibrin yang memperkuat penutupan
oleh trombosit. Setelah terbentuk tambalan trombosit akan mengaktifkan
mekanisme fibrinolisis dengan mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar