Selasa, 30 Juni 2015

Hemostasis

Dalam kehidupan sehari-hari tak jarang kita dapat terkena luka dan tentunya tubuh kita memerlukan suatu mekanisme untuk menghentikan perdarahan tersebut agar darah tidak terus menerus keluar. Secara umum hemostasis dapat dikatakan sebagai proses penghentian perdarahan akibat  cederanya pembuluh darah. Gangguan pada mekanisme hemostasis ini dapat menjadi masalah yang serius bila tidak ditangani dengan tepat.
            Dalam mekanisme hemostasis terdapat beberapa tahapan yakni vasokonstriksi pembuluh darah, agregasi trombosit, pembentukan jaringan fibrin, serta fibrinolisis. Saat terjadi pendarahan akibat cedera eksternal maka yang pertama terjadi adalah vasokonstriksi pembuluh darah. Hal ini terjadi akibat adanya serotonin. Agregasi trombosit bermula dari terjadinya adhesi antara trombosit dengan endotel, lalu trombosit yang telah berikatan akan menghasilkan kemoatraktan untuk mengikat lebih banyak lagi trombosit.

            Permulaan perikatan antara trombosit dengan endotel dipengaruhi oleh factor vonwillebrand dan glikoprotein. Pembentukan jaringan fibrin melalui dua jalur, yakni jalur ekstrinsik dan intrinsik. Jalur intrinsik dimulai oleh pengaktifan factor XII, f-XIIa bersama HMWK akan mengaktifkan f-XI. f-XIa bersama f-IV(Ca2+) akan mengaktifkan f-IX. f-IXa akan menjadi pengaktif f-X. f-Xa akan menghasilkan sedikit thrombin yang akan mengaktifkan f-V, f-VIII, f-XI.
            Jalur ekstrinsik dimulai dari pengaktifan f-III. f-IIIa bersama f-IV(Ca2+) akan mengaktifkan f-VII dan membentuk kompleks.f-VIIa akan mengaktifkan f-X dan f-IX. f-Xa bersama dengan f-V akan mengaktifkan protrombin (f-II). f-IIa akan mengaktifkan f-I dan f-XIII dan terbentuklah jaringan fibrin yang memperkuat penutupan oleh trombosit. Setelah terbentuk tambalan trombosit akan mengaktifkan mekanisme fibrinolisis dengan mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar