Obesitas sering kali tidak disadari seseorang.
Masyarakat sering kali menganggap bahwa obesitas terjadi bila perutnya menjadi
buncit, padahal bias saja orang yang memiliki postur normal namun mengalami obesitas.
Obesitas perlu kita waspadai karena obesitas dapat membuat seseorang berisiko
lebih besar terhadap penyakit diabetes tipe 2 maupun penyakit kardiovaskular,
hal ini karena obesitas berhubungan dengan peningkatan profil lemak di dalam
tubuh.
Salah
satu cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk mengetahui apakah kita
mengalami obesitas atau tidak dengan menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT). IMT
dapat ditentukan dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan pasien
terlebih dahulu. Setelah berat badan dan tinggi diketahui IMT dapat dicari
dengan berat badan (kg) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (m). Nilai normal
dapat disesuaikan dengan kriteria yang dibuat WHO tahun 2000. IMT dibagi
berdasarkan kawasan yakni IMT Eropa dam IMT Asia.
Bila
nilai yang didapat menunjukkan kategori underweight atau overweight, maka kita
perlu melakukan evaluasi terhadap pola makan agar hal ini tidak terus
berlanjut. Overmeight sendiri dibagi menjadi 3 fase bagi asia dan 4 fase bagi
eropa, yakni pre-obese, obese I, obese II, obese III. semakin tinggi tingkatan
obesenya maka semakin besar resiko orang tersebut terkena penyakit diabetes
ataupun penyakit kardiovaskular.
Selain
IMT kita juga dapat melakukan pemeriksaan lingkar pinggang untuk melihat apakah
seseorang terkena obesitas. Lingkar pinggang adalah indicator tidak langsung
jaringan lemak intraabdominal yang disebut lemak viscera. Pemeriksaan dilakukan
saat pasien dalam posisi berdiri, pengukuran dilakukan pada pertengahan antara
arcus costa kanan dengan crista iliaca kanan secara horizontal. Kedua
pengukuran ini sangat berguna untuk indicator apakah seseorang terkena obesitas
atau tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar