Senin, 06 Juli 2015

Pemeriksaan Indeks Masa Tubuh dan Lingkar Pinggang

Obesitas sering kali tidak disadari seseorang. Masyarakat sering kali menganggap bahwa obesitas terjadi bila perutnya menjadi buncit, padahal bias saja orang yang memiliki postur normal namun mengalami obesitas. Obesitas perlu kita waspadai karena obesitas dapat membuat seseorang berisiko lebih besar terhadap penyakit diabetes tipe 2 maupun penyakit kardiovaskular, hal ini karena obesitas berhubungan dengan peningkatan profil lemak di dalam tubuh.
            Salah satu cara sederhana yang dapat kita lakukan untuk mengetahui apakah kita mengalami obesitas atau tidak dengan menghitung Indeks Masa Tubuh (IMT). IMT dapat ditentukan dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan pasien terlebih dahulu. Setelah berat badan dan tinggi diketahui IMT dapat dicari dengan berat badan (kg) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (m). Nilai normal dapat disesuaikan dengan kriteria yang dibuat WHO tahun 2000. IMT dibagi berdasarkan kawasan yakni IMT Eropa dam IMT Asia.

            Bila nilai yang didapat menunjukkan kategori underweight atau overweight, maka kita perlu melakukan evaluasi terhadap pola makan agar hal ini tidak terus berlanjut. Overmeight sendiri dibagi menjadi 3 fase bagi asia dan 4 fase bagi eropa, yakni pre-obese, obese I, obese II, obese III. semakin tinggi tingkatan obesenya maka semakin besar resiko orang tersebut terkena penyakit diabetes ataupun penyakit kardiovaskular.
            Selain IMT kita juga dapat melakukan pemeriksaan lingkar pinggang untuk melihat apakah seseorang terkena obesitas. Lingkar pinggang adalah indicator tidak langsung jaringan lemak intraabdominal yang disebut lemak viscera. Pemeriksaan dilakukan saat pasien dalam posisi berdiri, pengukuran dilakukan pada pertengahan antara arcus costa kanan dengan crista iliaca kanan secara horizontal. Kedua pengukuran ini sangat berguna untuk indicator apakah seseorang terkena obesitas atau tidak.

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar